Bahasa Tidung adalah bahasa daerah yang digunakan oleh suku Tidung, yang tersebar di wilayah Kalimantan Utara (seperti Tarakan, Malinau, Nunukan), sebagian Kalimantan Timur, serta wilayah Sabah di Malaysia Timur. Bahasa ini merupakan simbol identitas etnis masyarakat Tidung yang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kelompok etnis pesisir di Kalimantan.
Klasifikasi Bahasa
Bahasa Tidung termasuk dalam rumpun Austronesia, cabang Malayo-Polinesia Barat, dan tergolong ke dalam kelompok Bahasa Melayu Lokal. Bahasa ini memiliki kedekatan linguistik dengan Bahasa Melayu Brunei dan Bahasa Sama-Bajau, terutama karena interaksi maritim di wilayah pesisir utara Kalimantan dan Filipina selatan.
Ciri-Ciri Bahasa Tidung
-
Dialek
-
Bahasa Tidung memiliki beberapa variasi dialek:
-
Tidung Darat (lebih banyak dipengaruhi Bahasa Dayak)
-
Tidung Pesisir (mirip dengan Bahasa Melayu Brunei dan Sabah)
-
-
Di Malaysia, dialek Tidung dikenal sebagai salah satu bentuk Bahasa Melayu Sabah.
-
-
Fonologi
-
Pelafalan vokal akhir cenderung lembut (misal: kita → kite).
-
Konsonan /r/ sering dilembutkan menjadi bunyi yang mendekati /gh/ atau /l/ tergantung wilayah.
-
Intonasi tutur halus dan ritmis, sering diakhiri dengan kata penegas seperti bah, loh, atau kah.
-
-
Kosakata
-
Mengandung kosakata khas yang membedakannya dari bahasa Melayu standar.
-
Ada pengaruh dari bahasa Dayak, Arab, dan Melayu klasik.
-
Contoh kata:
-
Aku = saya
-
Kau = kamu
-
Ndak = tidak
-
Ngapa = kenapa
-
Beken = bukan
-
Kating = nanti
-
-
-
Struktur Kalimat
-
Struktur dasar adalah Subjek–Predikat–Objek.
-
Penggunaan partikel khas seperti bah, nya, dan nah umum dalam kalimat percakapan.
-
Kalimat tanya dan ajakan banyak menggunakan bentuk informal.
-
-
Aksara
-
Bahasa Tidung ditulis menggunakan aksara Latin.
-
Di masa lalu, terutama dalam konteks keagamaan, juga pernah menggunakan aksara Arab-Melayu (Jawi).
-
Fungsi dan Penggunaan
-
Digunakan sebagai bahasa ibu oleh masyarakat Tidung, baik dalam kehidupan sehari-hari, adat istiadat, dan kegiatan sosial.
-
Masih dipertahankan dalam pantun, lagu tradisional, cerita rakyat, dan acara budaya lokal.
-
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi, tetapi Bahasa Tidung tetap kuat sebagai simbol identitas budaya.
Pelestarian dan Perkembangan
-
Pemerintah daerah dan komunitas adat berupaya mendokumentasikan Bahasa Tidung dalam bentuk kamus, cerita rakyat, dan media digital.
-
Diperkenalkan dalam muatan lokal di sekolah-sekolah di wilayah Kalimantan Utara.
-
Komunitas muda juga mulai menggunakan bahasa ini dalam konten media sosial, musik, dan video pendek.