BAHASA MELAYU PONTIANAK

Bahasa Melayu Pontianak adalah salah satu varietas dari bahasa Melayu yang dituturkan oleh masyarakat di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya di Kalimantan Barat, Indonesia. Penuturnya merupakan komunitas Melayu Kalimantan yang telah lama bermukim di wilayah pesisir Sungai Kapuas, dan banyak dari mereka juga memiliki hubungan budaya dengan komunitas Melayu di Malaysia.

Klasifikasi Bahasa

Bahasa Melayu Pontianak termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, cabang Malayo-Polinesia, kelompok Melayu Lokal. Bahasa ini sangat dekat dengan Bahasa Melayu Malaysia, Bahasa Melayu Brunei, dan juga memiliki kemiripan dengan Bahasa Melayu Sambas dan Bahasa Betawi, namun tetap memiliki ciri khas tersendiri sebagai identitas orang Pontianak.

Ciri-Ciri Bahasa Melayu Pontianak

  1. Fonologi

    • Pelafalan kata cenderung cepat dan “naik-turun”, dengan intonasi khas yang memantul.

    • Bunyi vokal sering mengalami perubahan:

      • "a" di akhir kata bisa terdengar seperti "e" (misal: namaname).

      • Konsonan akhir sering dilembutkan (misal: tidakidak).

    • Sering menggunakan bunyi ‘eh, ‘ah, ‘loh sebagai penegasan.

  2. Kosakata

    • Banyak kosakata khas yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia standar.

    • Pengaruh kuat dari bahasa Melayu klasik, Arab, dan beberapa kosakata lokal (Dayak dan Tionghoa).

    • Contoh kata:

      • Kamek = saya

      • Kitak = kamu

      • Ngape = kenapa

      • Enda = tidak

      • Bedudok = duduk

  3. Struktur Kalimat

    • Mengikuti pola Subjek–Predikat–Objek seperti dalam bahasa Indonesia.

    • Sering menggunakan penekanan akhir kalimat dengan kata-kata seperti loh, nah, bah untuk ekspresif.

    • Gaya bahasa lisan sangat ekspresif dan dinamis.

  4. Aksara

    • Tidak memiliki aksara tradisional.

    • Ditulis dengan aksara Latin dalam komunikasi modern, termasuk media sosial, percakapan daring, dan iklan lokal.

Fungsi dan Penggunaan

  • Digunakan secara luas dalam komunikasi sehari-hari di Kota Pontianak dan beberapa wilayah pesisir lainnya.

  • Muncul dalam tradisi lisan, pantun Melayu, lagu daerah, serta ceramah dan dakwah lokal.

  • Bahasa Indonesia digunakan secara resmi dalam pendidikan dan pemerintahan, tetapi Melayu Pontianak tetap hidup sebagai bahasa ibu dan identitas kultural.

Pelestarian dan Perkembangan

  • Bahasa ini berkembang melalui media sosial, lagu-lagu lokal, YouTube, dan konten komedi berlogat Pontianak.

  • Dikenalkan kembali di sekolah-sekolah melalui muatan lokal.

  • Komunitas lokal mendorong penggunaan bahasa ini dalam acara budaya dan pertunjukan seni.